Sumber: http://harmoni-my.org
Dicatat Oleh: Bicara
Marhaen | 01:24:15
| 19042012
Berlalulah hari demi
hari. Lahirlah sebahagian lelaki dan matilah sebahagian yang lain. Setelah kaum
'Ad, datanglah kaum Tsamud. Lagi- lagi azab berulang kepada kaum Tsamud dalam
bentuk yang lain. Kaum Tsamud juga menyembah berhala kemudian Allah SWT
mengutus Nabi Saleh kepada mereka. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Wahai kaumku,
sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud:
61)
Kalimat yang sama yang
disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah berubah
sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi Saleh
terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahawa tuhan mereka
tidak memiliki nilai yang bererti. Beliau melarang mereka untuk menyembahnya
dan memerintahkan mereka hanya menyembah Allah SWT.
Dakwah Nabi Saleh cukup
menggoncangkan masyarakat. Nabi Saleh terkenal dengan kejujuran dan kebaikan.
Kaumnya sangat menghormatinya sebelum Allah SWT mengutusnya
dan memberikan
wahyu padanya untuk berdakwah kepada mereka. Kaum Nabi Saleh berkata:
"Hai Saleh,
sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan,
apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak
kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang mengelisahkan
terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS. Hud: 62)
Renungkanlah bagaimana
pandangan orang-orang kafir dari kaum Nabi Saleh: "Sesungguhnya engkau
sangat kami harapkan kerana keluasan ilmumu, kematangan akalmu, kejujuranmu dan
kebaikanmu. Kemudian hilanglah harapan kami terhadapmu. Apakah engkau akan melarang
kami untuk menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami. Alangkah
celakanya! Kami tidak berharap engkau mencela tuhan-tuhan kami yang kami
mendapati orang tua-orang tua kami menyembahnya."
Demikianlah kaum Nabi
Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan mereka hairan terhadap saudara
mereka Saleh yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Mengapa? kerana
mereka tidak memiliki alasan dan pemikiran yang benar. Mereka hanya beralasan
bahawa datuk- datuk mereka menyembah tuhan-tuhan ini. Demikianlah taklid yang
menyebabkan manusia terjerumus dalam kesesatan. Dan Nabi datang untuk
menghilangkan taklid buta ini. Akidah tauhid disebarkan sebagai dakwah untuk
membebaskan fikiran dari segala belenggu, yaitu suatu dakwah yang membebaskan
akal manusia dari belenggu taklid, khurafat orang-orang dulu, dan khayalan
tradisi yang mapan. Inilah dakwah tauhid yang menyuarakan kebebasan akal dan
segala bentuk kebebasan lainnya.
Dakwah tersebut tidak
akan ditentang kecuali oleh orang-orang yang akalnya terpasung oleh pemikiran
orang-orang dulu dan khayalan orang- orang tua. Meskipun dakwah Nabi Saleh
disampaikan dengan penuh ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya. Mereka
justru meragukan dakwahnya. Mereka mengira bahawa Nabi Saleh tersihir. Mereka
meminta kepadanya agar ia mendatangkan mukjizat yang membuktikan bahawa ia
memang utusan Allah SWT. Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan
mereka. Kaum Tsamud mengukir rumah-rumah besar dari gunung. Mereka menggunakan
batu- batu besar untuk membangun. Mereka adalah orang-orang yang kuat yang
Allah SWT membuka pintu rezeki bagi mereka dari segala hal. Mereka datang
setelah kaum 'Ad lalu mereka tinggal di bumi dan memakmurkannya. Nabi Saleh
berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya:
"Hai kaumku, inilah
unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu,
sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya
dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat."
(QS. Hud: 64)
Yang dimaksud ayat dalam
surah tersebut adalah mukjizat. Diriwayatkan bahawa unta itu merupakan mukjizat
kerana batu gunung pada suatu hari terpecah dan keluar darinya unta, dan keluar
di belakangnya anaknya yang kecil. la lahir melalui cara yang tidak umum dalam
proses kelahiran. Diriwayatkan juga bahawa ia merupakan mukjizat kerana ia
minum air yang terdapat di sumur-sumur pada suatu hari lalu binatang- binatang
yang lain tidak berani mendekati air itu pada hari tersebut. Ada riwayat lain
mengatakan bahawa ia merupakan mukjizat kerana ia mengeluarkan susu yang
mencukupi untuk dipakai minum oleh seluruh manusia di hari di mana ia minum
seluruh air sehingga tidak ada sedikit pun yang tersisa darinya. Unta ini
merupakan mukjizat di mana Allah SWT menyifatinya dengan sebutan:
"naqatullah" (unta Allah). Itu bererti bahawa unta tersebut bukan
unta biasa, namun ia merupakan mukjizat dari Allah SWT. Allah SWT menurunkan
perintah kepada Nabi Saleh agar beliau melarang kaumnya untuk mengganggunya atau
membunuhnya. Beliau memerintahkan mereka untuk membiarkannya, makan di bumi
Allah SWT dan tidak menyakitinya. Beliau mengingatkan mereka bahawa ketika
mereka mencuba untuk mengganggunya, maka mereka akan mendapatkan seksaan dalam
waktu dekat.
Mula-mula kaum Tsamud
sangat terhairan-hairan ketika melihat unta lahir dari batu-batuan gunung. Ia
adalah unta yang diberkati di mana susunya cukup untuk ribuan laki-laki,
wanita, dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat, maka
binatang-binatang lain akan menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta
biasa, namun ia merupakan tanda-tanda kebesaran dari Allah SWT. Unta itu hidup
di tengah-tengah kaum Nabi Saleh. Berimanlah orang-orang yang beriman di antara
mereka dan sebahagian besar mereka tetap berada dalam penentangan dan
kekafiran. Kebencian terhadap Nabi Saleh berubah menjadi kebencian kepada unta
yang diberkati itu. Mulailah mereka membikin persekongkolan untuk melawan unta
itu. Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka
membuat rencana jahat untuk melenyapkannya. Sebagaimana biasanya, para
tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat, makar. Allah SWT berfirman:
"Dan (Kami telah
mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata: 'Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya
telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini
menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah
kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang kerananya) kamu akan ditimpa
seksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat
bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan
kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmat-
nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat
kerosakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata
kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka:
'Tahukah kamu bahawa Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya ?' Mereka
menjawab: 'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk
menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya
kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu." (QS.
al-AVaf: 73-76)
Nabi Saleh menyeru
kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Beliau mengajak mereka untuk hanya
menyembah Allah SWT dan mengingatkan mereka bahawa Allah SWT telah mengeluarkan
mukjizat bagi mereka, yaitu unta. Mukjizat itu sebagai bukti akan kebenaran
dakwahnya. Beliau memohon kepada mereka agar mereka membiarkan unta itu memakan
dari hasil bumi, dan setiap bumi adalah bumi Allah SWT. Beliau juga
mengingatkan mereka agar jangan sampai mengganggunya kerana yang demikian itu
dikhuatirkan akan mendatangkan azab bagi mereka. Bahkan beliau mengingatkan
mereka dengan nikmat-nikmat Allah SWT yang turun kepada mereka: "Bagaimana
Dia menjadikan mereka penguasa-penguasa yang datang setelah kaum 'Ad, bagaimana
Dia memberi mereka istana dan gunung-gunung yang terukir serta berbagai
kenikmatan dan kekuatan."
Demikianlah yang
dilakukan oleh Nabi Saleh namun kaumnya justru menjawabnya dengan jawapan yang
aneh. Mereka tidak menghiraukan nasihat Nabi mereka. Mereka menemui orang-orang
yang beriman kepada Nabi Saleh. Mereka bertanya dengan pertanyaan yang tujuan
untuk merendahkan dan mengejek: "Apakah kalian mengetahui bahawa Saleh
seseorang yang diutus dari Tuhannya?" Pertanyaan ini tidak pantas
dikemukakan setelah mereka melihat mukjizat unta. Alhasil, mereka merendahkan
pengikut Nabi Saleh dan mengejeknya.
Sekelompok kecil yang
beriman kepada Nabi Saleh berkata: "Sesungguhnya kami percaya dengan apa
yang dibawa oleh Nabi Saleh." Perhatikanlah jawapan orang-orang mukmin.
Jawapan tersebut sangat bertentangan dengan jawapan para pembesar dari kaum
Nabi Saleh. Para pembesar itu justru meragukan kenabian Saleh sedangkan
orang-orang mukmin itu menegaskan kepercayaan mereka terhadap kebenaran yang
dibawa oleh Nabi Saleh.
Kebenaran yang dibawa
oleh Nabi Saleh tidak berhubungan dengan unta itu, namun berhubungan dengan
dakwahnya dan ajarannya. Mereka mengatakan: "Kami mengimani apa yang
dibawa oleh Nabi Saleh," dan mereka tidak mengatakan: "Kami beriman
kepada untanya." Mereka tidak mengatakan bahawa unta itu yang menetapkan
kenabian Saleh. Orang- orang mukmin lebih memperhatikan kebenaran ajaran yang
dibawa oleh Nabi Saleh, bukan memperhatikan mukjizat yang luar biasa itu.
Melalui dialog tersebut kita dapat melihat sikap orang-orang kafir di mana
mereka justru merasa mulia dengan penentangan terhadap kebenaran:
"Orang-orang yang menyombongkan
diri berkata:
'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani
itu. "
Demikianlah penghinaan
mereka, kesombongan mereka, dan kemarahan mereka. Rasa-rasanya sia-sia untuk
mencari dalil yang dapat memuaskan orang-orang kafir saat berdialog dengan
mereka. Mereka selalu menolak kebenaran, padahal mereka orang-orang yang
merdeka dalam memilih kebenaran itu.
Malam mulai menyelimuti
kota Tsamud. Gunung-gunung yang kukuh menjulang dan melindungi rumah-rumah yang
terukir di dalamnya. Dinyalakanlah lampu-lampu dalam istana yang terukir di
gunung itu. Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka. Tidak ada seorang
pun dari tokoh-tokoh kaum yang tidak hadir dipertemuan penting itu. Di mulailah
pertemuan dan terjadilah dialog. Salah seorang kaflr berkata:
"Bagaimana kita
akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau
kita begitu benar-benar dalam keadaan sesat dan gila. " (QS. al-Qamar: 24)
Sementara yang lain
menjawab:
"Apakah wahyu itu
diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat
pendusta lagi sombong. " (OS. al- Oamar: 25)
Gelas-gelas minuman
kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih dari Saleh ke unta
Allah SWT. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim panas, maka
unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang
lain lari darinya dan kepanasan." Seorang kafir lagi berkata: "Jika
datang musim dingin unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di
situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang
dingin sehingga terancam kematian."
Gelas-gelas minuman
kembali diputar dan bergoyang di tangan orang- orang yang meminum. Salah
seorang yang duduk memerintahkan agar perempuan yang menyanyi berhenti dari
nyanyiannya kerana ia sedang berfikir. Kemudian kesunyian menghantui segala
penjuru. Orang itu mulai berfikir sambil meminum dua gelas minuman keras, dan
dengan suara pelan ia berkata: "Hanya ada satu cara." Orang-orang
yang duduk di sekitarnya bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya?" Tokoh
mereka berkata: "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya
maksud adalah untanya. Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan
membunuh Saleh." Demikianlah cara yang dilakukan orang- orang yang kafir
sepanjang sejarah. Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam
menghadapi kebenaran. Mereka tidak menggunakan akal sehat atau adu argumentasi,
tapi mereka justru menggunakan kekuatan fizik. Bagi mereka, ini adalah cara
yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan masalah. Namun salah seorang di
antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan kita akan azab yang
keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun, orang-orang yang duduk
di majlis itu segera memadamkan suara orang itu dengan dua gelas arak.
Kemudian percakapan
dimulai tentang Saleh: "Berapa kali kita putus asa dan dibuat kecewa
olehnya. Sebaik-baik jalan adalah membunuhnya. Mula-mula kita membunuh untanya
setelah itu kita akan menghabisi Saleh." "Namun siapa gerangan yang
berani membunuhnya?" Pertanyaan itu menciptakan keheningan di antara
mereka. Setelah beberapa saat, salah seorang mereka mengangkat suara:
"Saya mengenal seseorang yang dapat membunuhnya." Lalu nama demi nama
berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat yang selalu
membikin kerosakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia mempunyai
kelompok penjahat di kota.
"Dan di kota itu
ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerosakan di muka bumi, dan mereka
tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Mereka adalah alat-alat
kejahatan. Mereka adalah penjahat-penjahat kota yang terkenal. Mereka sepakat
untuk melaksanakan kejahatan. Kegelapan semakin menyelimuti gunung. Kemudian
datanglah malam tragedi. Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap
anaknya yang kecil di dadanya. Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan
mendapatkan kehangatan di sisi ibunya. Sembilan orang penjahat tersebut telah
menyiapkan senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di
kegelapan malam, dan pemimpin mereka banyak minum khamer sehingga ia hampir
tidak melihat apa yang di depannya.
"Maka mereka
memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya."
(QS. al-Qamar: 29)
Sembilan laki-laki itu
menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah anaknya dalam keadaan takut.
Akhirnya, darah unta itu terkubur dan anaknya pun terbunuh. Nabi Saleh
mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau keluar dalam keadaan marah untuk menemui
kaumnya. Beliau berkata kepada mereka: "Bukankah aku telah mengingatkan
agar kalian jangan mengganggu unta itu." Mereka menjawab: "Kami
memang telah membunuhnya, maka datangkanlah seksaan kepada kami jika engkau
mampu. Bukankah engkau berkata bahawa engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi
Saleh berkata kepada kaumnya:
"Bersukarialah kamu
sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat
didustakan." (QS. Hud: 65)
Setelah itu, Nabi Saleh
meninggalkan kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah SWT untuk menghancurkan
mereka setelah tiga hari. Berlalulah tiga hari seksaan atas orang-orang kafir
dan mereka menunggu-nunggu azab yang datang. Maka pada hari keempat langit
terpecah melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu menghancurkan gunung
dan membinasakan apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian bumi bergoncang dan
menghancurkan apa saja yang di atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang
membuat kaum Nabi Saleh hancur berantakan. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami
akan mengirimkan unta betina sebagai cubaan bagi mereka, maka tunggulah
(tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahawa
sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta betina itu); tiap-tiap
giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka, mereka memanggil
kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah
dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami menimpakan atas
mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput
kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. " (QS. al-
Qamar: 27-31)
Mereka hancur semua
sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan orang-orang yang beriman bersama
Nabi Saleh, mereka telah meninggalkan tempat tersebut sehingga mereka selamat.
Kisah Nabi Saleh Dalam
Al-Quran
Kisah Nabi Salleh
diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah Al-A'raaf, ayat 73
hingga 79 , surah " Hud " ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah "
Al-Qamar " ayat 23 sehingga ayat 32.
Pengajaran Dari Kisah
Nabi Salleh a.s.
Pengajaran yang menonjol
yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahawa dosa dan perbuatan
mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dapat berakibat
negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum
Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi kerana
dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang
pembunuh unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah letaknya
hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. kerana
dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu,
setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di
dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa
menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu
Bersikap pasif acuh tak
acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat
diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.
No comments:
Post a Comment